Author : dongwoonsbride
Published : Dec 17, 2015
Genre : mature, romance, criminal
Characters: Yoongi, Taeyeon (Aku)
Kesepian bukan satu satu nya masalah yang akhir akhir ini sering kuhadapi. Penguntit. Aku punya banyak penguntit. Tapi ada satu orang yang membuatku jengkel dan takut. Pekan lalu dia baru saja bebas dari masa belenggu hukum satu bulan dengan jarak maksimum 500 m dariku. Kudengar dia anak orang kaya dan membayar pengadilan untuk meringankan hukumannya. Benar benar menjengkelkan.
Aku menyeruput coklat hangatku. Pukul 1 malam, aku baru selesai dari sebuah acara jumpa fansku. Dia di sana, aku melihatnya dari jendela kamarku. Min Yoongi, penguntitku itu, namanya Min Yoongi. Aku segera menutup tirai saat mata kami tanpa sengaja beradu pandang, dia berada di seberang jalan gedung flat ku. Dia tidak membawa apa apa, hanya memakai jaket bulu Canada Goose dan sneaker Prada. Cih, jelas dia seorang fuerdai. Biasanya dia membawa papan bertuliskan "Taeyeon you're my whore" atau meneriakiku "Taeyeon, rape me!" di bandara. Itu benar benar mengerikan.
Aku kembali ke ranjangku membaca tumpukan surat yang sebagian besar darinya. 'Aku menjauh, lalu mendekat. Sangat dekat. Min Yoongi'. Semua suratnya tertulis seperti itu. Dia juga memberiku selusin lingerie Victoria's Secret seri terbaru.
Yoongi tidak jelek, sebaliknya dia sangat keren. Aku tau nama dan sebagian kehidupannya dari seorang polisi yang membantu mengurus kasusku dengannya beberapa bulan yang lalu. Dia adalah seorang anak pengusaha bisnis hotel. Dia tidak bekerja. Dia hanya sesekali menyanyi di bar underground sebagai seorang rapper. Hidupnya hanya disibukkan dengan rap dan aku. Kalau dia tau caranya bermusik, harusnya dia juga tau bahwa sasaeng fans sama sekali tidak menyenangkan.
'Ting tong'.
Aku terkejut, bel pintu flatku berbunyi. Siapa itu? Apakah itu Min Yoongi?! Aku memencet tombol on di video intercom. Benar, dia di sana, di depan pintu kamarku.
"Hai. Uhm... Aku hanya ingin memastikan, apa kau sudah menerima kadoku?".
Aku diam. Lalu dia berbalik membelakangi kamera di intercomku.
"Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu. Ini sudah sangat dekat. Lain kali aku akan lebih dekat".
Yoongi lalu melangkah pergi. Namun kemudian aku membuka pintu rumahku.
"Yoongi! Jangan pergi! Maukah kau masuk dulu? Ada yang ingin kubicarakan denganmu".
Yoongi berbalik, dan menatapku heran. Dia lalu mendekat, tapi malam ini dia tampak sendu, tidak seagresif biasanya.
Aku menyodorkan secangkir coklat hangat padanya. Namun dia menolaknya dan meminta bir dingin. Aku tidak menuruti permintaannya. Jika dia mabuk, mungkin saja dia bisa memperkosaku. Dia penguntitku kan.. Entah kenapa aku seakan memasukkan hiu ke dalam kolam renangku, aku hanya merasa alam ini aku butuh seorang teman untuk bicara.
"Taeyeon, apa kau sehat?", Yoongi membuka percakapan sambil melepaskan jaketnya. Dikibas kibaskan rambut mint nya hingga beberapa tetes salju jatuh dari sana. Terakhir aku melihatnya rambutnya masih warna pink.
"Kau mengundangku masuk. Tanpa kau tau, aku selalu menghadiri konsermu sebulan ini. Aku tidak benar benar menjalani hukumanku. Ya. Aku membayar polisi. Aku membeli hukum. Itu untukmu. Dan kau tau apa yang kudapat? Taeyeon, menyanyi dengan hambar. Kau kenapa? Apa ada masalah?", Yoongi berkata dengan sangat sopan seakan akan ini adalah sebuah sesi fansigning.
"Kenapa kau tidak memperkosa aku sekarang?", pertanyaan bodohku muncul mungkin karena aku masih ada rasa takut pada Yoongi.
Dia tergelak, lalu menjawab, "Kau pikir aku serius soal itu?! Aku bukan sasaeng kelas teri. Aku bisa meniduri banyak pelacur yang lebih cantik darimu kalau aku mau".
"Jadi, maumu apa, tuan Min Yoongi?", aku benar benar heran padanya.
"Entahlah. Hidupku hampa. Orang tuaku tinggal di luar negeri untuk mengurus bisnisnya. Aku hanya suka rap. Tidak ada hal lain. Aku melihatmu memakai gaun merah saat di Hongkong. Kau sangat terkenal, cantik, dan suaramu bagus. Jadi aku iseng menguntitmu".
"Iseng?!", rasanya aku ingin menangis saat dia bilang itu hanya iseng. Selama beberapa bulan ini aku sangat ketakutan, dan dia bilang itu cuma iseng?!
"Jadi, kau ini kenapa?", dia kembali menanyakan kenapa akhir akhir ini aku menyanyi dengan hambar.
"Aku kesepian", Yoongi adalah orang asing, bahkan orang yang berpotensi bahaya bagiku, namun malam ini entah kenapa berbicara dengannya membuatku sedikit nyaman.
Dia tidak menjawab. Dia melangkah mengambil bir sendiri dari lemari es ku. Aku tidak mencegahnya. Mungkin aku dan Yoongi sama, kami sama sama merasa kesepian di dunia yang hiruk pikuk ini. Mungkin kami bisa berteman.
Yoongi menghempaskan dirinya duduk di sampingku dan mulai meneguk bir dinginnya. Tangan kanannya merangkul pundakku, lalu mempatpat lembut kepalaku. Lagi lagi entah kenapa aku sandarkan kepalaku di bahunya karena ada perasaan hangat dan nyaman berada di dekatnya. Dia sama sekali tidak membuag kami canggung. Aroma segar parfum maskulin light samar samar tercium dari kaos nya. Aku belum pernah senyaman ini dengan orang asing. Dia sama sekali berbeda dari Yoongi yang biasanya ketemui di perjalan ke studio, bandara, atau di persidangan.
Yoongi meletakkan kaleng bir nya di atas meja setelah minum beberapa teguk. Aku menaikkan dan menekuk kakiku, meringsut semakin masuk ke dalam pelukannya. Tubuhnya memberi rasa hangat dan nyaman. Persetan dia itu siapa. Aku hanya ingin berada dalam dekapan Min Yoongi sekarang. Yoongi mempererat rangkulannya. Dia pun sama sekali tidak melakukan penolakan saat kujejalkan tubuhku pada tubuhnya. Sampai akhirnya aku tertidur.
Suara pemantik yang dinyalakan membangunkan aku. Kulihat jam di buffetku menunjukkan pukul setengah 6. Aku ada recording jam 10. Yoongi duduk di sisi bed ku yang lainnya. Beberapa putung rokok memenuhi asbak di sampingnya. Aku sebenarnya tidak suka rokok, tapi berdebat dengannya bukan pilihan tepat, aku harus bergegas mandi sebelum managerku menjemput.
"Ah.. Kau sudah bangun, nona? Nyenyak sekali tidurmu..", dihisapnya rokoknya dalam dalam sambil menyapaku.
"Yoongi.. Apa tadi malam..?", aku masih berusaha mengingat ingat apa yang terjadi tadi malam.
"Tenang saja. Tidak terjadi apa apa. Aku tidur di sini, tapi sama sekali tidak menyentuhmu", jawabnya sambil sibuk mengetik pesan di smartphonenya.
"Terima kasih", aku tak tahu kenapa aku berterima kasih. Aku lalu berjalan gontai ke kamar mandi.
Setelah aku mandi, kulihat Yoongi masih duduk di tepian bed ku.
"Yoongi, mandilah, 2 jam lagi aku harus pergi. Ada recording", ucapku.
"Iya. Aku baru saja membaca email orang tuaku. Aku harus mewakili mereka grand opening hotel di Maldives. Nanti siang aku take off. Mungkin 2 minggu lagi aku kembali ke Seoul".
"Oh, jadi, kau akan pergi selama 2 minggu..", aku bergumam.
Aku memandangi Yoongi. Kulitnya sangat bersih. Sikapnya tenang. Mungkin selama ini aku salah mengenalnya. Atau memang dia bersikap agresif karena memang hanya iseng seperti penjelasannya.
Yoongi menoleh ke arahku, " Tae..Taeyeon..kenapa kau melepas handukmu?".
Entahlah. Aku rasa aku hanya ingin Yoongi sekarang. Aku tidak ingin berpisah darinya walau hanya 2 minggu.

Omo astaga.. Taeyeon dirimu kerasukan apa??.. syub syubie dirimu jadi seorang stalker ?? melepaskan handuk??.. ?? Next eon.. ^^ daebak !!!
BalasHapusTerima kasih ^^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus