Senin, 07 Desember 2015

How Now



Tittle: How Now

Author: dongwoonsbride

Published: Dec 1st, 2015

Genre: romance, violence, angst

Cast: Jungkook, aku




Bukan suatu keanehan lagi mendapati Jungkook di tengah kekacauan rumah kami yang dia buat sendiri. Tidak jauh darinya, perabot kami berserakan, sebuah cermin besar luluh lantak, pecahannya berada tidak jauh dari tangannya. Goresan luka yang mengucurkan darah segar tertoreh di pipi kirinya. Dia menyakiti dirinya lagi. Kebiasaan mingguan yang dia punyai sejak aku meninggalkannya dan menikah dengan pria lain. Sudah hampir 4 bulan kejadian ini berulang terus. Dia akan selalu dengan mudah bangkit lagi lalu secepat kilat terpuruk kembali dalam hidupnya yang nestapa kehilangan aku. Aku lelah, Jungkook, sungguh, aku lelah.


Aku menghampirinya, menatap balas pada mata hitamnya yang cantik. Seperti jamrud hitam legam berkilau dibasahi air, ingin aku congkel saja mata itu keluar dari tengkoraknya. Aku berjongkok di depannya, menjulurnya pengecapku pada luka di pipi atasnya. Kental darah segarnya menyentuh fili fili lidahku. Aku menyesapnya, menyedot sebanyak mungkin darah Jungkook dari sobekan itu, hingga luka itu memucat, dan tak ada lagi darah menetes dari sana. Jungkook gemetar, menahan perih saat aku menyedot lukanya, dia dudukkan tubuhku di atas pangkuannya. Aku suka darah Jungkook, merah dan manis. Aku suka semua cairan dari tubuhnya, air mata, dan spermanya.

"Jangan pergi lagi..", Jungkook merintih. Alih alih iba, aku terangsang.

Bergegas aku telanjangi diriku, lalu membiarkan Jungkook melakukan apa yang seharusnya sudah tidak boleh dia lakukan. Jungkook yang terlihat lemah seperti ini adalah favoritku. Kubiarkan dia merajai setiap inchi tubuhku, hingga secara otomatis tidak ada sehelai benang pun menghalangi kontak antarkulit kami. 

Aku bergerak liar, mengantar kami hingga ke langit dan Jungkook melepaskan semuanya. Sudah. Sesimple itu saja. Selalu. Setelah itu Jungkook akan membiarkan aku pergi sampai pekan depan dia mengamuk dan aku akan kembali lagi, untuk menenangkannya dengan persetubuhan yang nikmat.

Tapi tidak kali ini, entah setan apa yang merasukiku, aku menginginkan Jungkook lagi. Hari ini dia sangat tampan. Aku ingin menyetubuhinya, lagi dan lagi.

Kuraih pecahan kaca, kulukai lengannya sedikit. Jungkook terkejut dan mengaduh singkat. Suaranya sangat sexy, jadi aku lakukan lagi, kali ini sayatan yang lebih besar dan dalam. Jungkook menjerit lagi. Tapi dia pasrah.

Aku suka Jungkook, aku suka erangannya, jeritan, dan aduhnya, jadi kubenamkan pecahan kaca itu ke perut dan dadanya berkali kali. Jungkook muntah darah, tapi matanya tak pernah lepas menatapku. Mata hitam yang dipenuhi cinta. Aku suka Jungkook, ini seperti bercinta, aku amat bergairah melihatnya. Lalu dari mata itu mengalirlah air matanya, jadi kutusukkan pecahan kaca itu ke kedua matanya. Hancur. Berkali kali, dan aku suka mata Jungkook yang indah hancur. Dia hanya terbatuk sambil memuncratkan darah dari mulutnya. Aku suka merah, darah merah Jungkook, jadi aku tusuk lehernya berkali kali. Jungkook mengejang, lalu diam, dan menghilang.

Aku berdiri, mengamati Jungkook dalam genangan darahnya dan dagingnya yang tercabik cabik. Aku suka Jungkook, tidak sadarkah dia bahwa aku sangat menyukainya seperti ini. Tapi dia sudah tidak ada lagi sekarang. Bagaimana aku bisa hidup tanpa Jungkook.

1 komentar: