Senin, 14 Desember 2015

Snow on Your Dark Grey Shawl pt.2 (End)



Tittle   : Snow on Your Dark Grey Shawl pt.2 (End)

Author: dongwoonsbride
Published: Dec 13th 2015
Genre : mature, romance, marriage life, angst
Cast    : Park Jimin, Aku



Aku tidak tahu harus menjawab apa saat mendengar Park Jimin membisikkan kalimat cinta di telingaku. Aku hanya bisa menikmati merasakan jari jarinya bermain di dalam liang kewanitaanku. Aku tidak tahu apa selama 2 tahun ini aku mencintai Jimin, atau kenapa Jimin mencintaiku, yang aku tahu Jimin hebat dalam bercinta, dan aku suka itu. Satu jari lagi dia tambahkan lagi masuk ke dalamku. Aku mendesis, bisakah dia menghentikannya sekarang dan menggantinya dengan yang lebih layak, kumohon. Tapi aku tidak memohon apapun. Pikiranku disibukkan dengan protesnya tadi. Protes tentang bagaimana aku melalui pernikahan kami hanya sebagai ajang bersetubuh. Aku tidak mencintai Park Jimin mungkin benar. Aku tergila-gila pada tubuhnya. Pernikahan ini dingin. Park Jimin selalu masuk setidaknya tiga kali dalam sepekan dan tentu saja itu selalu panas. Aku ingin kehangatan.


"Jimin, aku ingin punya anak", aku menarik lepas tiga jarinya keluar lalu melenguh karena ternyata itu membuatku orgasme dan beberapa tetes cairanku membasahi lantai kayu ruang tamu kami.

"Apa kau bilang?!", Jimin terkejut, wajahnya yang tadinya sangat mesum kini berubah memandangiku heran.

Pra seks kami berakhir, aku merusaknya. Aku mendorong mundur Park Jimin, membenahi pakaianku, lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhku. Jimin masih heran namun lebih memilih diam tidak mengejarku dan membersihkan jari jarinya dari hasil fingering kami tadi.

Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar mandi. Jimin tampak mengemasi barang baràngnya yang tadi sudah kukeluarkan. Jadi dia memutuskan untuk berangkat bekerja. Sebuah getaran dari smartphone nya mengiringi foto manager nya tampak di layarnya. Karena aku berdiri lebih dekat dari smartphone itu, aku segera meraihnya, Jimin hendak merampasnya dariku, tapi terlambat.

"Oppa..?"
"Ah, kau.. Di mana Jimin? Kita harus segera berangkat"
"Iya, Oppa, maaf, dia akan segera tiba di sana".

Percakapan selesai. Aku dan Jimin masih saling bungkam. Atmosfer kami jadi kikuk sejak kejadian tadi. Jimin melewatiku begitu saja menuju pintu. Tidak ada kecupan di dahi, atau pelukan hangat. Aku segera mengejarnya, lalu kutarik belakang coatnya. Dia berbalik, lalu menyentakku, "Apa lagi?! Sejin sudah menelponku! Kau tahu sendiri kan.. Aku.. bisa terlambat..".

Aku meraih syal kelabunya dan mengalungkannya lagi di lehernya. Kurapikan rambutnya lalu kupakaikan lagi topi World nya. Suaranya melunak saat aku melakukannya. Aku hendak memakaikan kacamatanya juga tapi dia merampasnya dariku, dan meletakkan travel bag nya. Jimin memelukku, lalu mencium bibirku, sebuah kiss yang hangat, bukan popo. Aku bisa merasakan cinta dari permainan lidahnya dan bibirnya yang seperti irisan buah plum itu. Jimin suamiku, aku mencintaimu, aku hanya sedang labil, karena aku jemu menunggu.

"Maaf, tunggulah 3 tahun lagi, setelah kontrakku dengan Bangtan berakhir, kita bisa punya anak. Aku ingin selalu bisa bersamamu saat kau hamil. Aku sangat sibuk sekarang, jadi benar benar tidak bisa. Maukah kau menunggu? Kumohon jangan pergi", Jimin berkata sangat lirih sambil menatapku. Dia menahan tangisnya. 

Aku diam, entah harus menjawab apa. Selama 2 tahun ini aku sangat lelah menunggu. Aku menepikan keinginanku demi mimpi mimpi Jimin, hingga semakin hari cintaku pada Jimin semakin meragukan. Aku merasa sangat mencintainya kadang, tapi lebih sering tidak. Aku suka suara Jimin tertawa, aku sering bermimpi seorang anak laki laki memiliki tawa yang sama dengan dia bermain bersamaku, tapi tidak pernah kuceritakan padanya.

"Jimin, aku tidak bisa", jawabku.

Jimin melepaskan peluknya. Dia langsung berbalik dan pergi keluar. Salju turun semakin deras, beberapa butirannya menetesi syal kelabunya. Dari kejauhan bisa kulihat pipinya yang basah dia benamkan dalam syalnya. Jimin menangis. Aku tidak tahu kapan dia akan kembali, jadwalnya sangat padat bulan ini. Jadi mungkin aku baru akan mengajukan surat ceraiku bulan depan.

2 komentar:

  1. Lohh kok mau gugat cerai??.. ih authornya tega .. sabar atuh thor entar 3 tahun lagi.. punya anak bahkan 10 anak kan jimin suka main terus yakan ??

    BalasHapus